Brain Rot : Pembusukan Otak Akibat Kecanduan Konten yang Kurang Berkualitas

19 Januari 2025

2025119133738666.jpg

Berselancar di media sosial merupakan hal yang menyenangkan dan menjadi alternatif solusi saat stres melanda. Namun, saat kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan lalu ditambah dengan mengkonsumsi konten yang kurang berkualitas, hal ini dapat menurunkan kemampuan kognitif untuk mencerna informasi. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah Brain Rot.


Istilah brain rot semakin populer setelah dinobatkan menjadi Word of the Year 2024 oleh Oxford University Press. Lalu apa itu brain rot? dan bagaimana cara menanganinya? Simak penjelasan dibawah ini.


Apa itu brain rot?

Mengutip dari Oxford University Press, brain rot adalah penurunan kondisi mental dan kognitif seseorang akibat terlalu berlebihan mengkonsumsi konten daring yang kurang berkualitas atau sepele. Semakin berkembang pesatnya media sosial, membuat kegiatan berselancar di media sosial menjadi hal yang paling dipilih ketika waktu senggang tiba. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan Jakpat menyatakan bahwa sebanyak 63% gen Z Indonesia lebih memilih scrolling media sosial menjadi aktivitas yang paling banyak dilakukan saat waktu senggang.


Selain itu, istilah brain rot merupakan gambaran kondisi seseorang yang terlalu berlebih mengkonsumsi konten media sosial yang kurang berkualitas, sehingga mempengaruhi kepada kondisi kesehatan mental.


Apa penyebab brain rot? 

Hal mendasar yang menyebabkan seseorang mengalami Brain rot adalah perilaku yang berlebihan menggunakan teknologi. Dalam waktu yang bersamaan, tanpa disadari, kita sering melakukan beberapa aktivitas sekaligus seperti, mengakses media sosial, menonton Youtube, membalas pesan, dan lain-lain. Mungkin hal ini terdengar klasik bahkan dimaklumi namun, jika hal ini dilakukan terus menerus, otak akan mengalami kewalahan dan mengalami penurunan kognitif.


Ketika otak mengalami kelelahan, scrolling media sosial menjadi pilihan cepat yang dapat merangsang rasa bahagia. Hal ini muncul akibat meningkatnya hormon dopamin yang diproduksi oleh otak, sehingga menghasilkan perasaan puas dan senang. Semakin sering seseorang melakukannya, maka perilaku tersebut akan terus berulang. Otak akan mengasosiasikan bahwa perilaku scrolling media sosial dapat memicu kepuasan walaupun, Anda tahu konsekuensi negatifnya bahkan menjadi kecanduan.


Berikut beberapa contoh perilaku yang muncul akibat brain rot yaitu:

  1. Bermain video game secara berlebih
  2. Zombie scrolling
  3. Doom scrolling
  4. Kecanduan media sosial


Dampak dari brain rot

Jika dibiarkan terus menerus, efek dari brain rot tidak hanya mempengaruhi kondisi kognitif seseorang dan bahkan lebih dari itu. Berikut dampak atau efek yang timbul akibat brain rot:


1. Kesehatan mental dan emosional terganggu

Seseorang yang mengalami brain rot akan mengalami gangguan pada kesehatan mental dan emosional. Mereka akan cenderung mudah marah, cepat bosan, kurang memiliki rasa percaya diri, dan konsep diri yang rendah. Jika dialami dalam jangka panjang, maka tidak menutup kemungkinan seseorang akan mengalami stres kronis atau gangguan emosional, seperti kecemasan dan depresi sehingga dapat mengganggu fungsi kognitif otak. Ketika stres, otak melepaskan hormon seperti kortisol, yang dalam jangka panjang dapat merusak hippocampus, bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran. Hal ini dapat mempercepat efek "brain rot," seperti sulit fokus dan berkurangnya kemampuan berpikir kritis.


2. Sulit bersosialisasi

Scrolling media sosial yang berlebihan, tanpa disadari akan mengurangi kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Mereka akan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri. Bahkan yang lebih parah, mereka akan sulit untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan menjaga hubungan dengan orang lain serta keluarga terdekat. 


3. Sulit berkonsentrasi

Paparan berlebih dan perilaku impulsif scrolling media sosial akan mempengaruhi tingkat konsentrasi seseorang dalam melakukan aktivitas. Mereka akan mudah bosan, sulit untuk fokus pada satu kegiatan, dan cenderung mencari kesenangan secara instan. Perilaku mencari kesenangan secara instan, seperti scrolling media sosial, bermain game berlebihan, atau binge-watching akan memberikan lonjakan dopamin, yang jika dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan desensitisasi dopamin, sehingga otak kesulitan merasa puas dari aktivitas yang lebih bermakna, seperti belajar atau menyelesaikan tugas penting.


4. Kesehatan fisik terganggu

Aktivitas berselancar di media sosial yang berlebihan, tanpa disadari membuat aktivitas fisik menurun. Seseorang akan malas untuk berolahraga dan lebih suka bersantai sambil scrolling media sosial. Aktivitas impulsif ini akan menimbulkan permasalahan serius lainnya pada kondisi fisik seperti, kenaikan berat badan, resiko penyakit kardiovaskular, gangguan pola makan dan tidur, nyeri pada tubuh, serta hilangnya energi.


Cara mengatasi brain rot

Agar dapat terhindar dari dampak negatif brain rot, berikut beberapa tips atau cara yang dapat digunakan untuk mengatasi brain rot:


1. Terapkan screen time

Screen time dapat membantu kamu untuk menganalisa dan membatasi penggunaan media sosial. Mengutip dari laman Alodokter, Screen time yang disarankan untuk mencegah brain rot adalah tidak lebih dari 2 jam per hari untuk orang dewasa, di luar jam kerja. Sementara untuk anak berusia di atas 2 tahun ialah 1–2 jam, dan untuk anak berusia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dengan gadget sama sekali. Dengan penerapan screen time, kamu dapat melanjutkan fokus kepada kegiatan yang lebih produktif lagi.


2. Bijak dalam mengkonsumsi konten

Tanpa disadari, perilaku seseorang dapat terbentuk dari konten yang sering dikonsumsi. Tidak hanya perilaku, pola pikir dan cara pandang seseorang terhadap masalah pun akan berpengaruh. Semakin sering seseorang mengkonsumsi konten yang negatif, cenderung mengandung konflik, dan tidak berbobot akan menurunkan kemampuan kognitif, mudah marah, dan cemas. Bijaklah dalam mengkonsumsi konten di sosial media. Pilih konten yang dapat meningkatkan wawasan dan skill Anda, dengan demikian otak akan terus terasah dan Anda dapat terus bekembang baik dari segi wawasan dan kemampuan.


3. Hindari penggunaan gadget sebelum tidur

Menggunakan gadget sebelum tidur sering sekali dilakukan oleh kebanyakan orang. Namun, jika dilakukan dalam waktu yang berlebihan akan mempengaruhi jam tidur. Dampak yang lebih parah akan membuat seseorang semakin sulit untuk tidur dan terus mengkonsumsi konten yang tidak berkualitas. Batasi penggunaan gadget sebelum tidur. Hentikan mengakses gadget Anda 1 jam sebelum tidur agar pikiran lebih rileks dan kualitas tidur meningkat.


4. Perbanyak aktivitas fisik

Alih-alih mengisi waktu luang dengan scrolling media sosial, alangkah lebih baik isi waktu luang dengan perbanyak aktivitas fisik seperti berolahraga, memasak, atau berkebun. Semakin sering aktivitas fisik dilakukan, kamu akan mengurangi kegiatan berselancar di dunia maya sehingga tubuh dan pikiran akan semakin sehat.


5. Tekuni hobi

Menekuni hobi menjadi cara jitu yang dapat kamu lakukan untuk membatasi kegiatan di dunia maya. Dengan menekuni hobi, kamu akan mengasah dan meningkatkan kemampuan diri, melatih otak untuk terus berkembang, dan bahkan dapat menjadi peluang untuk usaha loh.  


6. Bersosialisasi

Melepaskan stres tidak hanya dengan berselancar di dunia maya. Berkumpul dengan keluarga, teman, atau bergabung dalam komunitas dapat menjadi alternatif solusi saat kamu merasa jenuh atau stres dengan aktivitas yang monoton. Kamu bisa hangout, shopping, atau melakukan hal-hal positif lainnya yang dapat mengalihkan pikiran mu dari media sosial. 


Media sosial memang tidak selamanya negatif. Banyak sekali informasi baru yang kita dapatkan dari media sosial. Bijaklah dalam menggunakan media sosial sehingga kamu dapat terhindar dari brain rot. Buat kontrol diri yang kuat agar kamu tidak terpengaruh dengan konten-konten yang tidak berkualitas. 


Sumber:

  • https://corp.oup.com/news/brain-rot-named-oxford-word-of-the-year-2024/
  • https://www.newportinstitute.com/resources/co-occurring-disorders/brain-rot/
  • https://dataindonesia.id/varia/detail/hasil-survei-hal-yang-dilakukan-gen-z-di-waktu-senggang
  • https://www.alodokter.com/screen-time-ini-dampak-dan-tips-membatasinya

Konten Lainnya

Image 2024112585315825.jpg

25 November 2024

Kebiasaan Hidup Sehat yang Diterapkan Gen Z di Indonesia

icon-arrow-up

Berdasarkan hasil survei Jakpat, banyak minum air putih menjadi kebiasaan hidup sehat yang paling banyak diterapkan oleh gen z di Indonesia.

Kebiasaan HidupGen ZMinumHidup Sehat
Image 2024531070528.jpg

14 September 2023

Hustle Culture: Bahaya Bangga Bekerja Berlebihan

icon-arrow-up

Hustle Culture: Bahaya Bangga Bekerja Berlebihan

Hustle CultureKarierPekerjaanTipsDampak
Image 2024521417844.jpg

14 November 2023

Kiat Sukses Meningkatkan Kinerja Tim Dengan Coaching & Mentoring

icon-arrow-up

Kiat Sukses Meningkatkan Kinerja Tim Dengan Coaching & Mentoring

Kinerja timMeningkatkanCoachingMentoringTips
Image 202452145153678.jpg

02 Mei 2024

Post holiday blues: Fenomena stres yang sering dialami sehabis Liburan

icon-arrow-up

Post holiday blues: Fenomena stres yang sering dialami sehabis Liburan

Post Holiday BluesStresLiburanTipsStres Pasca Liburan