08 Desember 2023

Makan adalah kebutuhan dasar manusia yang tak terhindarkan. Namun, seringkali makanan bukan hanya dipandang sebagai asupan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tetapi juga sebagai penghibur atau penenang ketika menghadapi emosi yang kuat. Fenomena ini dikenal sebagai "emotional eating" atau kebiasaan makan emosional.
Emotional eating merujuk pada perilaku mengkonsumsi makanan sebagai respons terhadap perasaan, bukan karena rasa lapar fisik. Seseorang mungkin merasa cemas, stres, sedih, atau bahkan gembira, yang kemudian memicu keinginan untuk makan. Biasanya, makanan yang diminati adalah yang tinggi kalori, manis, atau mengandung lemak tinggi.
Siklus emotional eating secara tidak sadar dimulai saat seseorang menanamkan presepsi bahwa, makan merupakan jalan utama dari emotional coping mechanism. Memang tidak salah, ada kalanya makanan dijadikan sebagai self reward atau untuk menaikan mood saat kondisi seseorang sedang sedih atau stres. Hal ini akan menjadi bahaya, jika seseorang tidak segera menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Makanan yang dikonsumsi tidak akan menimbulkan rasa kenyang sehingga secara tidak sadar menimbulkan peningkatan kalori dalam tubuh. Kemudian akan muncul rasa menyalahkan diri sendiri dikarnakan tidak mampu mengontrol diri dan berhenti mencari cara yang lebih sehat untuk mengontrol emosi negatif yang sedang dirasakan.
Kendati demikian, sebenarnya masih banyak cara-cara lebih sehat atau positif untuk mengatasi emosi negatif yang sedang dirasakan.
Sumber: helpguide.org
Lepas dari siklus emotional eating memang butuh proses namun, penting untuk mengetahui apakah rasa lapar yang timbul itu karna emosi atau fisik. Berikut perbedaan antara emotional hunger dengan physical hunger:
Emotional hunger
Physical hunger
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kebiasaan makan emosional, di antaranya:
Emotional eating, jika dibiarkan terus menerus, dapat memiliki dampak negatif yaitu:
Mengatasi kebiasaan makan emosional bisa menjadi langkah penting untuk kesehatan fisik dan mental yang lebih baik. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa membantu:
Baca juga : 10 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Otak dan Daya Ingat
Emotional eating adalah kebiasaan yang dapat mengganggu keseimbangan kesehatan fisik dan mental seseorang. Dengan mengenali pemicu dan menemukan alternatif untuk mengatasi emosi, seseorang dapat mengubah pola makan dan memperbaiki hubungan dengan makanan.
Mengatasi kebiasaan makan emosional membutuhkan kesabaran dan komitmen, tetapi langkah-langkah kecil menuju perilaku makan yang lebih sehat akan membawa manfaat besar bagi kesejahteraan secara keseluruhan.
Sumber:Hypeabis.id; helpguide.org; healthline.com

30 September 2025
Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karyawan multigenerasi
leadershipgaya kepemimpinanintergeneration leadershipkepemimpinanLeadership Across Generations
01 Maret 2024
Mengenal Ciri - Ciri Mood Swing, Perubahan Suasana Hati Yang Tak Terkendali
Mood SwingPenyebab Mood SwingMengatasi Mood SwingTipsGangguan mental
14 November 2023
Kiat Sukses Meningkatkan Kinerja Tim Dengan Coaching & Mentoring
Kinerja timMeningkatkanCoachingMentoringTips
07 Desember 2022
Negara Dengan Jam Kerja Terlama & Tersingkat
NegaraJam KerjaTerlamaTersingkat